mainan sesuai gender(2)?

berikut petikan referensi yang udah di-search

dari education zone

Peran mainan dalam perkembangan anak sebenarnya cuma sebagai alat bantu bukan sebagai pengganti peran orang tua. Di satu pihak mainan itu penting bagi si anak tapi di lain pihak mainan bukan segala-galanya buar anak (kak seto).

Jadi dalam bermain sebetulnya anak tetap memerlukan pendamping namun keterlibatan orang tua secara berlebihan juga kurang baik sebab tujuan memberikan mainan malah tidak tercapai.

# Yang namanya alat bermain tidak harus mainan, bahkan buku pun bisa dijadikan sebagai alat bermain missal di susun2x menjadi terowongan. Setelah anak senang maka citra buku akan jadi positif sehingga mulailah anak lihat gambarnya lalu ortu membacakannya sehingga lama-lama I kecil akan senang membaca.

# Mainan untuk balita tidak terlalu memperhatikan gender karena seiring dengan perkembangan secara alamiah akan tau sendiri.

# Mainan yang berteknologi canggih yang harganya mahalpun tidak tidak perlu terlalu dicurigai seperti mainan video game dll, juga punya sisi baik yaitu melatih koordinasi otot mata dan tangan , pemecahan masalah (strategi) karena didalamnya bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak, maksutnya anak di tuntutmengatur strategi untuk menyelesaikan permaian dengan baik, walaupun mainan ini sangat kurang dalam sisis soaial atao kurang melatih anak untuk bersosialisasi.

# Ada baiknya ortu juga berkompromi dengan anak dalam memilih mainan yang di berikan benar-benar bisa dipakai bermain dan bermanfaat dan dijelaskan pada anak mengapa mainan yang diminta naka tidak diberikan sehingga anak diajak bernalar.

dari ayah bunda online

Soal mainan, sampai saat ini sih anak2 saya masih sharing mainan jadi
semuanya ya main barbie, main mobil2an, dll. Cuma ya rasanya sih saya nggak
akan membelikan anak laki2 saya boneka barbie. Cukup main punya kakaknya
aja. Saya hanya anti mainan kekerasan seperti pistol2an. Itu saya tidak akan
belikan.

Eh, mba, saya kurang setuju tuh soal warna favorit. saya ama kakak2 saya
warna favoritnya beda2 semua tuh sama Ibu. Ibu saya sukanya warna coklat
sama hijau. sementra kakak yang satu suka merah, yang satunya lagi
sukanya kuning. Saya sendiri sukanya pink sama merah. Trus sodara saya
favoritnya kuning, waktu bayi anaknya bajunya kuning melulu, eh pas anaknya
dah bisa milih sendiri, pilihannya pink, malah dia sama sekali nggak mau
baju warna kuning. sampai ibunya gemes. Jadi tenang aja mba, pada masanya
nanti pasti anaknya bisa milih sendiri kok warna kesukaannya.

diambil dari
http://www.korantempo.com/news/2002/7/21/Keluarga/24.html

, 21 Juli 2002



Selain usia, hal yang perlu diperhatikan dalam memilih mainan adalah fungsinya untuk perkembangan kepribadian anak. Karena itu pula, Fitri menyarankan agar anak sebaiknya tak dipilihkan mainan dengan memisahkan gender. Anak perempuan tak boleh main bola atau mobil-mobilan, atau anak laki-laki jangan memegang boneka. Kalau tidak ekstrem, ujar Fitri, permainan tanpa memilah gender ini alamiah saja karena bisa menggali bakat anak. Namun jika anak laki-laki hanya tertarik pada boneka dan segala pernik perempuan seperti lipstik dan bedak, orangtua perlu khawatir. "Kita bisa mencegah atau memperbaiki orientasi bermainnya dengan memberikannya alternatif mainan lain," katanya.

Mainan yang menumpulkan kemampuan sosialisasi anak seperti game di komputer dan playstation sebaiknya juga tak diberikan sepanjang waktu. Menurut pakar anak Douglas A Gentile, Ph. D yang kerap menulis buku anak dan memimpin lembaga konsultasi Child Development Center di Chicago, mainan ini hanya melatih kemampuan otak dan kecepatan tangan.

Jika terlalu lama berada di depan layar dan asyik dengan dunianya sendiri, anak tak akan hirau lagi dengan pergaulan dan dunia luar. Kegiatan lain seperti membaca, bermain bersama teman, dan melewatkan waktu bersama orangtua akan hilang. Hal ini bisa merusak perkembangan emosi dan sosialnya. Padahal, penelitian menunjukkan, anak yang menghabiskan waktu 10 jam saja sepekan di depan TV, layar komputer, atau playstation, tak akan lebih pintar dari anak lain di sekolahnya. "Orangtua tak bisa setengah hati atau bahkan membiarkan anak bermain tanpa kontrol dan pilihan yang baik. Jangan sampai menyesal di belakang hari," katanya mengingatkan


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "mainan sesuai gender(2)?"