UAN yang bikin ubanan

Alkisah pada tahun 2030, ada seorang penjual otak. Di tahun nan modern itu, otak orang bisa direparasi, di tukar tambah, dan bisa dimodifikasi. Siapa kepengen pinter, tinggal beli otaknya Einsten, yang pengen sukses berbisnis, tinggal beli otaknya Bill Gates, yang pengen kerja santai tapi punya duit banyak, tinggal beli otaknya pejabat. He he he he.

“Otak…, otak….” Seorang pedagang otak menjual dagangannya. “Pak! Beli!” Seru seorang anak SMU yang konon akan menempuh Ujian Akhir Nasional. “Ada apa dek? Mau otak yang mana?” Tanya pedagang ramah. “Kalau otak orang Amerika berapa harganya?” Tanya si anak. “tiga ratus ribu dek” “wah, mahal juga ya pak!” “Kalau gitu otak orang China aja deh, berapa pak” “kalau otak orang China lima ratus ribu” “Wah, tambah mahal ya” “Kalau gitu, beli otak orang lokal aja deh pak, otak dalam negeri, otak asli Indonesia” “Harganya satu juta dek” jawab pedagangnya kalem. Mendengar ini si anak pun protes. “Kok mahal amat ? lebih mahal dari otak orang Amerika?”

“ Iya dik… otak orang Indonesia kagak pernah dipake’, masih asli, baru, masih orisinil…” si pedagang menjawab, masih dengan gaya kalemnya. Si anak pun tambah puyeng buat ngadepin UAN besok. Wkwkwkwkwk…..

Kalo’ aja Pemerintah gak menaikkan nilai standar kelulusan Ujian Akhir Nasional, mungkin siswa kelas tiga nggak bakalan seheboh ini dalam menghadapi UAN. Kesannya stress berat. Hal ini pun di alami Oliv dan ketiga sohibnya. Mamanya Erly, sempat khawatir anaknya gak bakalan lulus, maka sebelum ikut UAN, Erly diminta di doakan oleh sang pendeta supaya dia lulus. Begitu juga Kiki, Engel dan Oliv. Biarpun Oliv selalu berprestasi, tapi bunda selalu was-was dengan yang satu ini. Karena disini, keberuntungan juga menentukan! Misalkan salah mengisi kode soal, maka nilainya tidak dapat diproses! Wah!

Do’a…, ya do’a… bentuk kepasrahan diri setelah berusaha. Bunda bahkan sempat mengadakan pengajian selama 3 hari demi kelulusan Oliv. Bukan soal do’anya yang panjang atau pendek, tapi, soal UAN yang emang selalu bikin deg-degan. Nggak cuma bikin deg-degan si anak, tapi juga bikin deg-degan para orang tua. Saat itu , semua ikut prihatin. Biasanya kalau si anak pinter atau bodo sekalian, orang tua nggak bakalan bingung-bingung amat nyari sekolah lanjutan. Tapi kalau yang tanggung-tanggung itu yang bikin pusing 13 keliling. Maka, ibu-ibu pengajian itu pun maklum atas permintaan bunda. Lagi pula, tak ada salahnya mengaji, itu perbuatan baik kan? Dari pada bergossip?

Kata orang, kalau keseringan mikir, rambut jadi ubanan. Itu pula yang terjadi pada Oliv, untuk pertama kalinya, diusianya yang masih 17, dia punya dua buah rambut putih menghiasi poninya. Sungguh tak masuk akal! Rambut putih ini bikin senewen. Banyak yang bilang Oliv udah nampak tua karena keseringan mikir. Wkwkwkwk. Nyebelin bangets deh! Habis gimana lagi? Untuk bisa nerusin ke Universitas Nusa Bangsa dengan jalur beasiswa, Oliv harus lulus sekolah SMU dulu kan? Wah, berat nih, berat! Cukup beralasan, kalau tiap hari Oliv bawa-bawa buku latihan soal ujian nasional dari tahun 2000-2008 yang udah dijilid jadi satu hingga tebalnya mencapai 500 halaman. Bahkan buku itu bisa dijadikan jengkok alias dingklik alias kursi kecil yang biasa diduduki di angkot kalo’ udah gak kebagian kursi.

Tiada hari tanpa belajar. Di sudut kantin yang sedang ramai dan sesak, di bawah pohon ketapang yang rindang nan sejuk, bahkan di dalam toilet nan sumpek lagi bau. Oliv nggak mau ngelewatin hari-harinya dengan kesia-siaan. Begitu juga ketiga sohibnya. Mereka getol berlatih dan menghafal, tak jarang pula mereka berdiskusi. Hingga hari yang dinantikan pun akhirnya tiba.

Ujian hari pertama adalah Bahasa Indonesia. Agak rumit juga menjawab pertanyaan-pertanyaannya, padahal bahasa itu kan dipake’ sehari-hari. Banyak jawaban yang mirip dan menjebak. Anak-anak pun kewalahan untuk menjawabnya. Esoknya, ujian matematika. Matematika emang butuh belajar mati-matian, karena sulitnya amit-amit. Oliv pun mati-matian demi mengejar nilai maksimal, semua materi dilahapnya habis, dari statistika hingga integral. Nyampe ubannya nambah lima biji. But, pas mau masuk ke kelas, sebuah sms mendarat di pesawat ponselnya. Isinya cukup aneh :

Berikut ini jawaban dari soal matematika sebanyak 20 soal , BACDDCEDCABBCDEACEEB

Sms tanpa identitas pengirim, tapi, untuk menghapalnya langsung, Oliv sudah dipastikan gak sanggup, maka Oliv menghapal sebagian saja, barangkali berguna, pikirnya dalam hati. Erly sekuat tenaga menghapal jawaban tadi, sambil terus komat kamit masuk ruang ujian. Pompi malah terang-terangan menulis jawaban tadi di telapak tangannya. Padahal itu tangan udah penuh ama rumus integral.

Pengawas membagi soal dengan sigap, begitu bel dibunyikan Oliv membacanya dengan cermat, semua soal dikerjakannya dengan teliti. But, eits…., inget tadi jawaban nomor satu B! kok B sih? Kan harusnya C!, ah, yang salah aku apa smsnya ya? Oliv berpikir keras. Dan mulai corat-coret di kertas buram. Makin sering Oliv mencoret kertasnya, makin kusam lah mukanya. Antara bingung akan mengikuti hati nuraninya apa mau ngikutin kata SMS. “Waktu akan berakhir 15 menit lagi!” pengawas memberikan tanda. Oliv buru-buru menghapus jawabannya, dan menggantinya dengan C, sesuai hasil perhitungannya yang pertama.

Bel tanda berakhirnya ujian matematika dibunyikan, soal dan lembar jawaban di kumpulkan. Murid-murid berhamburan keluar kelas. Namun, di pojok ruangan kelas tiga IPS, masih ada seseorang yang masih khusyuk mengerjakan soal. Dialah Erly. Hal ini membuat pengawas sedikit kesal, dan berkata “Cepat! Waktu sudah habis!”. Tapi Erly tak bergeming, ia masih terus mencorat-coret di kertas buramnya. Rupanya ia masih penasaran dengan jawaban yang diberikan pengirim SMS gelap tadi. “Kalau anda masih saja mengerjakan soal, saya akan keluar, dan jawaban anda tidak saya terima!” pengawas tadi menjadi marah dan mengemasi seluruh lembar jawaban yang sudah terkumpul. “Saya tidak akan terima jawaban kamu!” seru pengawas galak. Dia tengah berkemas untuk segera pergi. Erly terkesiap, senyum manis tersungging di bibirnya, dia setengah berlari ke meja pengawas, dan memasukkan jawabannya di tengah-tengah lembar ujian, lalu keluar ruangan.

Bu Ratna keluar ruang guru dan menempelkan pengumuman ini.

PENGUMUMAN

Ditujukan kepada seluruh siswa SMU Nusa Bangsa, agar tidak mengindahkan jawaban yang dikirimkan lewat sms atau pun media lainnya, di karenakan isi berita itu palsu dan merugikan diri sendiri.

Kepala Sekolah

Danu Sanjaya, MPd

Erly manarik nafas lega, jika dia masih menuruti apa kata SMS gelap tadi, pasti dia akan rugi besar, karena dari semua jawaban, tidak satupun yang benar. Pengawas berbaju biru tadi keluar ruangan, erly menghampirinya. “Ibu…, apakah ibu tahu siapa saya?” Tanya Erly pada pengawas itu. Pengawas diam sejenak, berpikir, mungkin Erly anak kepala sekolah atau apa. Dia menggelengkan kepalanya. “Benar ibu tidak tahu saya? Bahkan nama saya?” Tanya Erly sekali lagi. “Tidak, maaf” pengawas tadi kelihatan menyesal. “Syukurlah!” Erly lalu berlari menjauhi pengawas tadi.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "UAN yang bikin ubanan"